Cegah Malnutrisi dengan Kelor
CEGAH
MALNUTRISI DENGAN KELOR
Melkianus Ndara Bengo
Staf Instruktur Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
Kupang
Hampir setiap orang Indonesia pasti
sudah pernah mendengar kata “ Daun Kelor”. Bahkan ada pepatah yang mengatakan “
Dunia ini tidak selebar daun kelor”. Pepatah ini sangat dikenal luas dalam
kehidupan kita; merupakan petuah yang sering diucapkan kepada orang yang hilang
harapan atau putus asa. Pohon kelor banyak ditanam sebagai pagar hidup, bahkan
ada yang tumbuh sendiri dengan suburnya di batu karang sekalipun seperti di
Kota Kupang. Orang dahulu percaya bahwa daun kelor (dalam bahasa daerah NTT
daun marungga) mempunyai kekuatan magis untuk menghalau kekuatan mistik atau
magis yang dikirim ke rumahnya. Maka tidak heran jika pohon kelor banyak
ditanam sebagai pagar hidup disekitar rumah. Seiring dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan, berhasil diteliti bahwa ternyata didalam daun-daun kecil kelor
terkandung unsur gizi yang “ tidak masuk akal “ yang dapat memperkuat tubuh
manusia dan mencegah berbagai penyakit termasuk masalah gizi (malnutrisi).
Jonni M.S (2008) mengatakan bahwa
unsur gizi yang terkandung dalam daun kelor dalam setiap 100 gramnya mengandung
vitamin 7 kali lebih banyak dari 100 gram buah jeruk, vitamin A 4 kali lebih
banyak dari 100 gram wortel, kalsium 4 kali lebih banyak dalam segelas susu,
kalium 3 kali lebih banyak dalam 100 gram pisang, protein 2 kali lebih banyak
dari yogurt dan sebutir telur. Semua unsur gizi yang terdiri atas protein,
karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral semuanya terkandung dalam daun kelor.
Tidak hanya itu, asam amino yang penting (esensial) terkandung dalam daun dalam
bahasa Latinnya disebut Moringa oleifera ini.
Sementara temuan kasus kekurangan
gizi anak Indonesia khususnya di Nusa Tenggara Timur menjadi suatu fenomena
yang tiada hentinya. Setiap tahun masalah ini menjadi sorotan tajam sekaligus
memilukan diberbagai media massa Indonesia, cetak maupun elektronik. Secara
nasional melalui Riskesdas 2013 anak yang mengalami masalah gizi sebesar 19,6%,
sementara provinsi NTT yang dilaporkan melalui Harian Kompas edisi 23 Juni 2015
tercatat sebanyak 1.918 anak menderita gizi buruk dan 11 diantaranya meninggal
dunia dan 21. 134 anak masih mengalami gizi kurang.
Kasus kekurangan gizi dapat terjadi
karena kekurangan pasokan unsur gizi yang dibutuhkan oleh sel tubuh manusia,
dan biasanya terjadi akibat kekurangan pasokan protein, kalori, vitamin dan
mineral yang terjadi dalam waktu yang cukup lama. Hasil riset ilmiah modern
membuktikan bahwa daun kelor (marungga)
adalah satu salah sumber pangan nabati yang kaya akan kandungan zat gizi.
Anak-anak yang kebutuhan gizi dalam makanannya tidak tercukupi dapat diatasi
dengan menambahkan daun kelor ke dalam makanannya. Konsentrasi protein,
mineral, berbagai macam vitamin dan asam amino yang tinggi pada daun kelor
menjadikan anak yang kekurangan gizi dapat memperoleh kebutuhan gizi yang
ideal.
Church
World Services (CWS) dalam Jonni M.S (2008) suatu lembaga yang mensponsori
penelitian mengenai pohon kelor secara intensif, telah merekomendasikan
penggunaan daun kelor kering yang telah dilumatkan (berbentuk tepung) sebagai
nutrisi tambahan pada anak-anak dengan cara menambahkan satu sendok atau lebih
daun kelor kering yang telah dihaluskan ke dalam makanan anak usia 6 bulan
sebelum disajikan. Anak-anak usia 1-3 tahun yang membutuhkan protein 25 gram
setiap hari, dengan mengonsumsi 100 gram daun kelor segar setiap hari, maka
kebutuhan protein hariannya akan terpenuhi 27,2% (6,8 g) atau dengan
mengonsumsi satu sendok sup daun kelor kering halus (sekitar 8 gram) yang
ditambahkan kedalam makanannya, maka kebutuhan protein hariannya akan terpenuhi
8,8% (2,2 gram). Untuk melengkapi kekurangan dari asupan protein kelor dapat
diperoleh dari lauk hewani, sayur dan buah. Sementara kandungan karbohidrat
setiap 100 gram daun kelor segar mengandung 13,4 gram, hal ini jika
dibandingkan dengan kebutuhan karbohidrat anak usia 1-3 tahun menurut
rekomendasi dari angka kecukupan gizi sebesar 1.220 kilo kalori per hari.
Dengan mengonsumsi 100 gram daun kelor segar sudah 13,4 gram terpenuhi,
sebagian besarnya didapatkan dari nasi, sayur lainnya dan buah. Kebutuhan
vitamin A bagi anak usia 1-3 tahun 2,4 mg setiap harinya bisa didapatkan dari
daun kelor yang dimana setiap 100 gram daun segarnya mengandung 6, 8 mg. Ini
berarti dengan mengonsumsi 100 gram daun kelor segar setiap hari, kebutuhan
vitamin A anak-anak sudah tercukupi bahkan melebihi dari angka yang dianjurkan
angka kecukupan gizi Indonesia.
Melihat fenomena kekurangan gizi
anak-anak NTT diatas, sementara tanaman kelor tumbuh subur menghiasi seluruh
kabupaten di NTT, mengonsumsi daun kelor adalah jalan alternatif yang sangat
mudah dan murah meriah dalam mengatasi masalah kekurangan gizi anak-anak NTT.
Dengan mengonsumsi daun kelor setiap hari, anak-anak sudah memenuhi separuh
bahkan melebihi kebutuhan gizinya. Masalah gizi buruk selalu dikaitkan dengan
kekurangan pasokan makanan dalam rumah. Hal ini jangan lagi menjadi alasan,
karena daun kelor ada didalam kebun, disamping rumah, dijalan yang mudah
didapat dan tentunya gratis karena berasal dari kebun sendiri. Jadikan mengonsumsi
kelor sebagai kebiasaan yang terjadi setiap hari di dalam rumah tangga, karena
kelor benar-benar pohon ajaib yang siap memenuhi kebutuhan zat gizi keluarga
setiap hari.
Komentar
Posting Komentar